Ada yang berkata
" Mengapa kamu bisa tidak bisa tertawa berulang kali untuk lelucon yang sama, namun selalu menangis berulang kali untuk masalah yang sama....."
Sepenggal kalimat yang sempat membuat ku berpikir akan kebenarannya. Sering kali manusia cenderung lebih mudah mengingat rasa sakit dibandingkan rasa bahagia. Kebahagiaan hari itu lebih mudah sirna dibandingkan rasa sakit yang seharusnya bisa dihilangkan seketika. Aroma rasa sakit itu sepertinya terlalu lekat oleh waktu sehingga sulit untuk memusnahkannya.
Contohnya, rasa kecewa atas pengkhianatan orang terdekat kita. Atau, ditinggalkan orang yang kita kasihi akan membuat kita seperti terpuruk seumur hidup. Sedangkan saat kita mendapatkan sebuah reward atas hidup kita, kebahagian itu hanya bisa kita rasakan beberapa saat dan menghilang seperti buih di lautan. Perbandingan yang cukup jauh.
Apa penyebabnya?
Rasa ketidaksyukuran atas apa yang telah terjadi. Saat kita memutuskan untuk bersyukur bahkan atas musibah yang terjadi terhadap hidup kita percayalah bahwa kita bisa tertawa berulang-ulang kali bahkan atas masalah yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar