Segores kata-kata yang terangkai sesaat waktu kosong menghampiri.
Sewaktu kecil aku berpikir bahwa sahabat yang baik adalah mereka yang mau memberikan permen mereka, mengajak aku bermain boneka dan menemani ku ke toilet saat disekolah.
Meranjak remaja, pemikiran ku bertambah, sahabat yang baik itu adalah mereka yang mau menjadi telinga disaat aku mengalami pergumulan, selalu bersama di akhir minggu, membantu ku dalam ujian dan tugas-tugas sekolah, juga membantu ku mendekati seorang yang menarik hati ku.
Saat kedewasaan menghampiri ku, aku mengerti sahabat yang baik adalah mereka yang selalu ada di saat tawa ataupun menangis, membangkitkan aku saat aku terjatuh, menjadi weker saat aku tertidur akan kesalahan ku. Dan sahabat itu adalah seseorang yang mau memukul ku dengan tongkat saat aku menyimpang ke kanan dan ke kiri.
Dan aku ditambahkan akan pengertian itu, dimana sahabat akan menerima aku dalam keadaan apapun. Memberikan ku waktu untuk berubah dan terpenting, "dia tetap mengasihi ku, apapun yang telah terjadi pada ku", siapapun aku, bagaimanapun aku, dimanapun aku, dia selalu menjadi bagian untuk ku.
Seperti kertas putih yang membutuhkan goresan tinta didalamnya, begitupun sahabat dalam ku. Butuh goresan tuk mengisi hidup ku, dengan rangkaian kata positif dan tekanan tinta yg menyakitkan untuk membuat kertas putih itu berwarna.
Sahabat, aku mau kau.
Sahabat, menjadi sosok yang membantu langkah menjadi lebih baik.
Sahabat, tidak hanya menerima momen baik saja, tapi ada saat keterpurukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar